Ha Long Bay

Jalan- jalan ke 2 Kota di Vietnam Hanya Habis Rp 2 Jutaan

Jalan- jalan ke 2 Kota di Vietnam Hanya Habis Rp 2 Jutaan – Kesimpulannya sehabis banyak distraksi sana- sini, jadi pula saya menulis pertanyaan liburan ke Vietnam. Kali ini saya ingin narasi mengenai ekspedisi ke Hanoi serta Ho Chi Minh( berikutnya saya catat Saigon aja supaya cepet) di medio Agustus kemudian.

Jalan- jalan ke 2 Kota di Vietnam Hanya Habis Rp 2 Jutaan

 

vietnamimpression – Udah bukan rahasia lagi kayaknya jika jalan- jalan ke Vietnam buat orang Indonesia tiba- tiba jadi crazy rich Asian. Gimana enggak? Kurs Rupiah nyatanya lebih besar dibanding Vietnam Dong. Jika bersumber pada Google converter yang barusan aja saya lihat, 1 Vietnam Dong hanya Rp 0, 61. Jadi 1000 VND serupa dengan Rp 600 perak aja. Mayan, kan?

Baca juga : Jalan- jalan ke Vietnam: Ekspektasi VS Realita

Murahnya Vietnam Dong jadi salah satu alibi saya kian pengin mendatangi negeri ini. Tidak hanya itu, saya kepo pula sebab belum sempat ke negeri Asia Tenggara manapun( melainkan Indonesia). Yang sangat berartinya lagi, mereka bersama gemar makan mi! Cakep, nih.

Hari awal, 20 Agustus 2019

Hari ini saya serta kedua sahabat pergi ke Vietnam, ambil penerbangan siang. Sorenya wajib transit dahulu di Bangkok, Thailand, serta terkini hingga di kota awal ialah Hanoi, pada malam harinya.

Bagi saya, ekspedisi mengarah sesuatu tempat terkini senantiasa jadi perihal yang menarik. Terlebih jika rutenya belum sempat dilewati. Saya dapat memandang serta berjumpa orang dengan kepribadian yang berlainan.

Seperti durasi transit di Thailand. Jika enggak salah ingat, ini awal kali saya betul- betul dikelilingi serupa orang Thailand, serta lumayan kaget dengan style ucapan mereka yang berdengung.

Sebab itu saya seneng amat sangat kala kesimpulannya hingga di Hanoi. Ini berarti saya dapat tidur dengan hening( sebab di pesawat sangat bising), serta liburan sudah diawali!

Impresi awal yang saya bisa sepanjang ekspedisi dari lapangan terbang mengarah Airbnb. Nyatanya Hanoi hitam serta hening amat sangat. Lampu kotanya sedikit, serta wilayah tepi kota betul- betul seperti enggak terdapat kehidupan. Sementara itu cocok saya sampe terkini dekat jam 10 malem.

Impresi kedua, saya angkat topi serupa juru mudi motor di mari. Sebagian dari mereka ngegas aja di jalanan segede jalur tol, walaupun hanya gunakan celana pendek serta helm tempurung.

Juru mudi mobilnya pula gitu. Nyetir- nya terasa jalanan memiliki ia, semau aja. Ingin lampu warna merah, kuning, hijau, ataupun pelangi sekalipun, jika diamati nyaman untuk jalur, betul, jalur lalu.

Impresi ketiga, saya senang dengan metode mereka mengoptimalkan ruang. Jadi Airbnb saya itu lokasinya di dalem gang, serta di dalamnya banyak rumah- rumah lain pula. Rumahnya kecil- kecil versi rumah pangkat gitulah. Tetapi somehow, senantiasa nampak homey.

Nih, amati aja bikinan Airbnb yang saya tinggalin sepanjang di Hanoi. Betul, terbebas sebab ini dikomersialkan, sebagian tempat yang saya amati dalamnya pula enggak beda jauh. Esok, deh, saya kasih tuding menunjuk lagi.

Oh iya, buat Airbnb ini saya patungan serupa 2 sahabat, serta per orangnya dekat Rp 200 ribu buat 2 malam. Ekonomis, kan?

Hari awal belum selesai, gaes. Sehabis bersih- bersih sesaat di Airbnb, kita menyudahi buat berangkat ke minimarket sekaligus jalan- jalan malam.

Sepanjang jalur kaki dari Airbnb ke wilayah wisatawan di Old Quarter, opini saya kalau kota ini kurang lampu kian kokoh. Apalagi terdapat sebagian momen yang saya butuh pake senter dari hp sebab enggak nampak saya nginjek apaan.

Tidak hanya wajib hati- hati sebab sedikit pencerahan, jalur di mari pula wajib hati- hati serupa motor yang asal- asalan. Betul, ngebut, klakson sana- sini, serta asal kelok. Untungnya saya bertahun- tahun bermukim di Ciputat, jadi udah kelatih, deh, ngadepin motor yang seperti ini.

Tetapi, saya seneng jalur di Hanoi sebab trotoarnya besar. Lalu walaupun malam- malam ngelewatin abang- abang, ataupun bapak- bapak yang lagi santuy di kaki lima sembari ngerokok serta kipasan, enggak bertemu, tuh, serupa yang catcalling. Mereka seolah lempeng aja jalanin hidupnya. Ataupun bisa jadi saya yang enggak ngerti bahasanya, betul?

Lalu di jalur ngakak amat sangat bertemu gerai ini

Nah, di minimarket ini saya memperoleh impresi keempat, gaes. Sebab Vietnam Dong lebih ekonomis dari Rupiah, jadinya harga alkohol pula lebih ekonomis. Ilustrasinya aja soju yang biayanya dapat hingga Rp 100 ribu lebih di Indonesia, di Hanoi jadi hanya Rp 35 ribu. Hehehe, afdal.

Hari kedua, 21 Agustus 2019

Hari ini agendanya merupakan mendatangi Ha Long Bay! Yup, tidak hanya mengeksplor kotanya, saya pula penasaran amat sangat serupa salah satu destinasi terkenal di Vietnam ini.

Supaya enggak runyam, dari jauh- jauh hari saya udah booking trip satu hari melalui Klook, dengan harga dekat Rp 490 ribu. Jadi dari Airbnb saya bermukim jalur ke rapat poin, lalu bersandar di bis serta diantar ke Ha Long Bay. Di Ha Long Bay pula bermukim bersandar di kapal, hingga dikasih makan siang.

Saat sebelum pergi ke Ha Long Bay, saya serta sahabat menyudahi buat makan pagi pho dahulu. Nyatanya di mari pho udah seperti mie ayam, yang dikonsumsi pagi, siang, petang, hingga malam.

Kita coba pho yang terdapat di pasar, tanpa ketahui rating- nya di Google baik ataupun enggak. Biayanya VND 40 ribu ataupun Rp 24 ribu. Selaku pho awal yang saya coba di Vietnam, pho ini lezat sebab kuahnya amat meredakan serta menyehatkan. Terlebih pagi itu lagi hujan rintik- rintik, jadi cocok amat sangat, deh.

Tetapi jujur saya enggak mindblown. Sebab terdapat rasa- rasa anyir, tidak tahu dari mangkok ataupun sumpitnya. Lalu untuk saya porsinya sedikit. Profit dagingnya hao ce nama lain lezat amat sangat. Intinya, sih, pho ini kurang nendang sebab saya pengin nambah nasi, sambel, serupa tempe kering aja supaya imbuh mantep.

Ekspedisi dari Hanoi ke Ha Long Bay menyantap durasi dekat 4 jam. Sepanjang di jalur saya perhatiin daerahnya memanglah enggak beda jauh serupa Indonesia. Hanya metode nyetirnya aja lebih begajulan. Era karena ketahui di depan macet keseluruhan, seluruh mobil dikala itu pula menyudahi untuk muter balik. Sementara itu terdapat mobil lain di belakangnya. Amazing, enggak, tuh?

Sesampainya di Ha Long Bay, i felt like a keseluruhan tourist, man. Tempatnya memang touristy amat sangat, serta jujur alamnya lazim aja. Baik, sih, hanya enggak buat kagum serta senang untuk diamati lambat- laun.

Tetapi saya cukup senang serupa terowongan di Ha Long Bay ini. Dalamnya seperti auditorium besar yang penuh dengan ukiran- ukiran menawan. Selebihnya, buat saya Ha Long Bay enggak sangat worth to visit. Betul, 3/ 5 lah.

Sepulangnya dari Ha Long Bay, kita menyudahi buat lanjut jalan- jalan di Beer Street, Hanoi. Saya suka amat sangat di mari bertemu serupa bir yang segelasnya 5000 Vietnam Dong, nama lain hanya Rp 3000! Serta rasanya beneran seperti bir, bukan dicampur air. Dijualnya enggak di dalam kafe, melainkan tepi jalur. Pokoknya habis dari mari, lihat ginjallah.

Hari ketiga, 22 Agustus 2019

Hari ini tidak hanya eksplor Hanoi, sorenya wajib cabut ke Saigon. Jadi mengoptimalkan, nih, hari terakhir di Hanoi untuk jalan- jalan serta makan.

Hari ini kesimpulannya saya menciptakan santapan mindblowing di Vietnam. Kita tiba ke Bun Cha Huong Lien yang pula sempat didatangin Barack Obama serta Anthony Bourdain.

Saking terkenalnya, restoran ini memiliki menu Combo Obama yang isinya santapan serta minuman yang dipesan serupa Obama kala ke situ. Serta enggak salah, sih, catatan Combo Obama ini, sebab lezat amat sangat!

Jadi Bun Cha itu bihun( betul, di mari penciptaan beras tetapi tidak sering makan nasi, seluruhnya dibuat jadi bihun), yang dihidangkan terpisah dengan sup babi panggang gitu. Lalu janganlah kurang ingat makannya gunakan lalapan yang isinya kemangi( di mari orangnya gemar amat sangat, deh, serupa kemangi serta seledri), pula terdapat lumpia isi ketam, babi, udang, serta sayur- mayur. Sebesar ini lumayan beri uang dekat Rp 55 ribu aja. Aduh, saya pusing sendiri jika ingat alangkah enaknya.

Tidak hanya itu, saya pula nyobain yang namanya egg coffee. Dasarnya sih hanya kopi dicampur serupa telur yang telah dikocok hingga lembut. Nyatanya rasanya creamy dari telur itu. Tetapi sebab kopi Vietnam lumayan strong, jadi campuran creamy serta bitter- nya cocok amat sangat di lidah. Harga per gelasnya itu VND 25 ribu ataupun Rp 15 ribu.

Buat hari ini saya pula memiliki skedul individu, ialah mendatangi museum wanita Vietnam. Suka sekali dapat ke mari sebab dapat ketahui kehidupan wanita Vietnam, serta perjuangannya.

Enggak hanya itu, nyatanya wanita Vietnam pula memiliki kedudukan besar di rezim. Apalagi mereka enggak khawatir buat turut melawan sepanjang perang Vietnam berjalan. Salah satu yang menarik, wanita Vietnam ini bertani sembari bawa senapan buat berawas- awas jika terdapat kompetitor yang melanda. Enggak tahu khawatir, betul?

Harga karcis masuk ke museumnya ekonomis aja, kenapa, hanya 30 ribu Vietnam Dong ataupun dekat Rp 18 ribu.

Lumayan pilu meninggalkan Hanoi– terutama Bun Cha– karena sorenya wajib langsung ke lapangan terbang buat melambung ke Saigon. Tetapi di bagian lain pula excited sekali buat lekas hingga di Saigon serta memandang terdapat apa di situ!

See you, Hanoi!

Hari keempat, 23 Agustus 2019

Jujur rasanya hari ini pengin stay di Airbnb aja sebab se- pe- we itu~ apalagi sepanjang stay di mari saya tidur di depan televisi saja telah suka( udik). Jadi kita nginep di wilayah Da Kao, julukan Airbnb- nya Bunker and Bed. Saya patungan per orang Rp 300 ribu buat 2 malam di mari.

Lagi- lagi saya senang dengan metode orang Vietnam mengoptimalkan ruangan. Airbnb- nya enggak besar, tetapi memang tingkatan 4. Di bagian dasar itu dapur dengan sarana komplit, lantai ke- 2 merupakan ruang televisi serta kamar mandi, lantai ke- 3 kamar awal, serta lantai ke- 4 kamar kedua, plus outdoor zona yang dilengkapin bath tub.

Sebab ruangnya kecil, masing- masing sudutnya jadi digunakan amat sangat. Enggak terdapat ruang kosong yang hanya diisi benda enggak kepake. Ilustrasinya di ruang televisi, itu terdapat ujung untuk lemari novel, meja hias, serta kursi. Seperti ini, nih, penampakannya.( Gambar didapat dari Airbnb sebab gambar saya kurang baik)

Tetapi sebab telah melambung jauh- jauh, jadi harus senantiasa jalan- jalan, dong. Destinasi awal nyatanya tempat makan. Ini merupakan gerai pho yang saya ketahui dari videonya Strictly Dumpling.

Dari perburuannya mencari pho terenak di Saigon, ia bilang ini merupakan yang terbaik. Namanya Pho Phu Vuang, harga semangkoknya Rp 36 ribu, serta bener ajalah. Ini lezat amat sangat!

Baca juga : 11 Alasan Mengapa Anda Harus Mengunjungi Pulau Hainan

Kaldu dagingnya terasa amat sangat, manis, enak, lalu ditambah perasan sitrus serta bagian cabai jadi asem pedes. Serta untuk saya ini pho terenak sebab rasanya seperti kuah bakso. Maklum di hari keempat ini saya udah mulai ribang olahan Indonesia.

Sebab porsinya yang sedikit, serta saya sedang lapar, hingga dari pho langsung pergi ke tempat makan yang lain. Kali ini julukan makanannya merupakan bun thit, mendekati serupa bun cha, tetapi enggak gunakan kuah.

Sangat disayang, rasanya enggak lezat serupa sekali. Mie- nya dingin, hambar, spring roll- nya hambar. Babi panggangnya cukup, sih. Harga semangkok besar ini VND 42 ribu ataupun Rp 25 ribu.

Sehabis dari gerai bun thit, jujur kita enggak ketahui ingin ke mana, sebab hanya pengin kisaran aja ngeliat kehidupan di Saigon. Jadilah kita ke bangunan berumur yang nyatanya isinya gerai- gerai seni, pakaian awulan, lalu nyeruput es kopi Rp 15 ribu di tepi jalur, hingga ngunjungin gereja serta kantor pos yang jadi destinasi terkenal di Saigon. Masuknya free, kenapa.

Impresi yang saya bisa pertanyaan Saigon ini, memanglah kota amat sangat. Lebih padat jadwal, marak, serta padat dari Hanoi. Lebih banyak bangunan pencakar langit pula. Serta sebab kurang teratur, pula jarak dari satu tempat ke tempat lain lebih jauh, jadi kurang sesuai buat jalur kaki.

Walaupun sedemikian itu, jika tujuannya sedang di area yang serupa, seleksi jalur kaki aja, gaes. Sebab mengasyikkan sekali jalur kaki di kota ini.

Salah satu perihal yang buat suka kala jalur kaki sebab dapat sembari menikmati kombinasi gedung modern serta klasiknya. Jadi kala lo noleh ke kiri isinya bangunan besar, noleh ke kanan terdapat gedung Eropa klasik. Serta bangunan- bangunan ini sedang terpelihara hingga saat ini.

Hari kelima, 24 Agustus 2019

Jujur, saya males amat sangat jika lagi jalan- jalan serta wajib beli bawaan. Tidak hanya sebab pelit( haha), bagi saya bawaan enggak dapat memandatkan destinasi yang didatangi.

Di bagian lain, ngerasa bersalah pula jika enggak membawa apapun untuk keluarga serta sahabat kantor. Kesimpulannya saya serta Fira menyudahi ke Pasar Bringharjo- nya Saigon, ialah Ben Thanh Market.

Cocok amat sangat ingin mesen taksi online, seketika kakak Airbnb- nya nyamperin kita untuk ngenalin diri sebab sepanjang stay belum bertemu. Ia bilang jika Ben Thanh Market itu kemahalan untuk bawaan. Jadi rekomendasiin buat berangkat ke local supermarket aja, namanya Coop Mart.

Sebab saya sedang sangat pusing buat berasumsi, serta mager untuk ke pasar, tanpa pikir jauh langsung menyudahi buat ke Coop Mart. Sakjane ini seperti supermarket G*ant gitu, gaes.

Cukup, sih, komplit. Enggak butuh nawar pula, kan, sebab biayanya udah fixed. Hanya enggak nemu santapan enteng yang ok. Bisa jadi sebab di Vietnam enggak memiliki signature snacks, ataupun gimana, jadinya banyakin beli kopi aja.

Alright, kurang lebih gitu liburan saya di Vietnam sepanjang 5 hari. Buat pengeluarannya akan saya jabarin di dasar ini, betul, supaya nyata. Pengeluaran ini belum tercantum karcis pesawat Jakarta- Hanoi- Saigon- Jakarta, Airbnb, 2 kali pemindahan dari lapangan terbang, pula trip ke Ha Long Bay.

Note pula jika penumpukan di dasar telah tercantum patungan taksi online buat bertiga. Patungan taksi online akan lebih ekonomis dibanding carter motor yang seharinya dekat Rp 50 ribu. Tidak hanya sebab enggak butuh lagi beli gasolin serta bimbang nyetir sembari nentuin arah, jalur kaki di Hanoi serta Saigon mengasyikkan sekali!

Hanoi

– Malam awal terkini sampe: VND 135 ribu/ Rp 81 ribu. Ini untuk beli nasi goreng, cup noodle, serupa minuman di minimarket.

– Hari kedua: VND 370 ribu/ Rp 224 ribu. Ini mayoritas untuk makan serupa khilaf. Di Hanoi night life- nya enggak sedemikian itu mahal jika cerdas cari tempatnya.

– Hari ketiga: VND 168 ribu/ Rp 101 ribu. Ini mayoritas habisnya untuk makan di Bun Cha Obama itu.

Saigon

– Malam awal terkini sampe: VND 98 ribu/ Rp 59 ribu. Ini saya udah bisa 2 kali makan, serupa patungan berdua sebotol besar wine, dong. Ingin nangis ekonomis amat sangat.

– Hari awal: VND 536 ribu/ Rp 325 ribu. Hari ini tidak hanya banyak untuk makan serta nangkring, pula habis untuk khilaf( khilaf mulu). Ini sampe wasted saja hanya habis kurang dari Rp 400 ribu, gaes. Cheap can be senang.

– Hari kedua: VND 397 ribu/ Rp 240 ribu. Mayoritas pengeluaran untuk hari ini sebab beli bawaan.

Jika ditotal di 2 kota ini sepanjang 5 hari 4 malam, saya menghabiskan VND 1, 7 juta. Mahal? Eits, jika ditukar ke rupiah jadi dekat Rp 1. 030. 000 aja! Pasti pengeluaran ini dapat lebih ditekan jika lo enggak mayoritas khilaf seperti saya.

Tidak hanya sebab enggak mayoritas jajanan santapan serta beli- beli benda, terdapat metode ampuh lain yang saya jalani buat mengirit pengeluaran. Ikuti serius, nih.

– Simcard

Ini saya aspek asian pula bisa jadi, betul. Sepanjang di Vietnam saya enggak menghasilkan duit buat beli simcard. Sebab sahabat saya yang pula terkini amat sangat dari Vietnam berdamai batin meminjamkan simcardnya yang sedang sisa banyak.

Simcard yang saya gunakan itu namanya Vietnamobile, jika enggak salah terdapat 25 gb buat sebulan serta sinyalnya cukup kokoh di Hanoi serta Saigon. Jika beli di airport, hati- hati ketipu serta kemahalan.

– Hemat kuota

Memang, sih, jika bosen sangat lezat scroll Twitter ataupun Instagram. Tetapi mendingan buka medsosnya di Airbnb aja ataupun di tempat yang terdapat wifi free. Nah, jika buat di luar lebih bagus gunakan jatah buat aplikasi chat, taksi online, serta sangat berarti buat Google maps!

– Pintar- pintar bandingin harga

Perihal ini saya lakukan kala cari pemindahan dari Hanoi ke lapangan terbang. Jadi saya serta temen- temen pesen di Klook pemindahan dari lapangan terbang ke Airbnb Hanoi, serta lapangan terbang ke Airbnb Saigon. Sedangkan dari Airbnb Hanoi ke lapangan terbang belum.

Nah, cocok diperiksa nyatanya cukup mahal pula naik taksi online sebab jarak dari pusat kota ke lapangan terbang Hanoi lumayan jauh. Jadilah pesen di Klook lalu dapet lebih ekonomis. Betul, lebih ekonomis VND 20- 30 ribu, kan, cukup?

Serupa pula kala ingin beli makanan kecil di ekspedisi ke Ha Long Bay. Jadi busnya menyudahi di pusat bawaan gitu. Nah, nyatanya ini mahal amat sangat, gaes. Terdapat orang hanya beli minum serupa satu cokelat aja bayarnya sampe VND 300 ribu. Mendingan kelaperan, deh, saya.

– Banyakin patungan

Sharing is melanggar, gaes. Ingat. Lagipula sebagian jatah santapan di mari cukup besar, serta kadangkala buat cepet enek. Jadi lebih bagus patungan. Melainkan pho, betul, itu harus dikonsumsi sendiri. Jika dapat apalagi nambah.

– Membujuk sahabat yang royal

Alhamdulillah, salah satu temanku enggak kalkulasi seperti saya. Ini metode sangat ampuh, sih, untuk menghemat biaya.